SPTN WILAYAH III TN SEBANGAU

Memiliki 3 Resort yaitu Resort Baun Bango, Resort Muara Bulan, dan Resort Mendawai

PENGAMATAN ORANGUTAN DI ALAM LIAR

Mengamati perilaku Orangutan (Ponggo pygmaeus wrumpii) liar secara langsung di habitat aslinya

PUNGGUALAS

Tempat terbaik untuk pengamatan Orangutan kalimantan liar

SOSIALISASI KEBAKARAN HUTAN DI KECAMATAN MENDAWAI

Bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Katingan dan pihak-pihak terkait melakukan sosialisasi kebakaran hutan.

SUNGAI HITAM PUNGGUALAS

Salah satu atraksi terbaik yang akan anda temukan hanya di Punggualas

Minggu, 06 Mei 2018

PROFIL RESORT MUARA BULAN



LETAK DAN LUAS
Resort Muara Bulan merupakan salah satu pengelolaan kawasan konservasi di Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Balai Taman Nasional Sebangau, memiliki luas pengelolaan ± 141.079,6 Ha.  Resort Muara Bulan terletak di Desa Tumbang Bulan Kecamatan Mendawai kabupaten Katingan Kalimantan Tengah, dengan batas wilayah sebagai berikut :
· Sebelah Utara Berbatasan dengan Resort Baun Bango Desa Karuing (Sungai Panggualas).
· Sebelah Selatan Berbatasan dengan Resort Mendawai Desa Perigi (Sungai Landabung).
· Sebelah Timur Berbatasan dengan SPTN Wilayah II Resort Mangkok dan Resort Bangah.
· Sebelah Barat Berbatasan dengan Sungai Katingan berseberangan Desa Tumbang Bulan.
 


TOPOGRAFI DAN IKLIM
 Sebagian besar kawasan Resort muara Bulan adalah hutan rawa gambut yang berada pada ketinggian  ±15,00 mdpl (sumber BPS Kab. Katingan, 2017), akan tetapi di tengah ekosistem rawa gambut dijumpai topografi yang lebih curam dengan ketinggian diatas 15 mdpl yaitu Bukit Bulan yang berada di Desa Tumbang Bulan. Topografi datar dengan kelas kemiringan 0 – 8 %, tipe iklim A (Schmidt and Ferguson), rata – rata curah hujan tahunan berkisar antara 1.975 s/d 3.663 mm/tahun, dan suhu harian rata – rata 22 - 34º C.


PERSONIL RESORT
 Dengan personil sebanyak 3 (tiga) orang meliputi :
· Kepala Resort.          
· Fungsional Polhut sebanyak 2 (dua) orang, termasuk kepala resort.
· Tenaga kontrak sebanyak 1 (satu) orang.

SARANA DAN PRASARANA



Sebagai unit pengelolaan terkecil dalam Taman Nasional, tentunya dalam mengelola suatu kawasan harus didukung dengan Saran dan prasarana yang memadai agar pengelolaan menjadi lebih efektif dalam mencapai tujuan visi dan misi dari Taman Nasional itu sendiri.  Sarana dan prasarana Resort Muara Bulan masih sangat terbatas, sarana dan prasarana yg sudah ada antara lain : Kantor Resort Muara Bulan, Pos Jaga, Menara pengintai kebakaran, Papan Pengumuman/larangan, speed boat 15 Pk, alkon/ces,  dan perlengkapan kantor resort.

POTENSI KAWASAN RESORT MUARA BULAN


Potensi Flora
Berdasarkan hasil penelitian Bidang Botani LIPI (2007) diketahui bahwa TNS memiliki 809 jenis flora, yang termasuk dalam 128 suku (16 jenis diantaranya belum teridentifikasi). Adapun jenis-jenis flora yang khas antara lain : Ramin (Gonystylus bancanus), Jelutung (Dyera costulata), Belangeran (Shorea belangeran), Meranti (Shorea spp.), bahkan pohon Ulin (Eusideroxylon zwageri) masih bisa dijumpai di sekitar Bukit Bulan

Potensi Fauna
Dari hasil observasi mamalia yang dilaksanakan oleh CIMTROP UNPAR (2002), diketahui bahwa di dalam kawasan ini dapat dijumpai 35 jenis mamalia dan 13 diantaranya telah diidentifikasikan sebagai satwa dengan kategori mendekati kepunahan antara lain : Bekantan (Nasalis lavartus), Orangutan (Pongo pygmaeus), Beruk (Macaca namestrina), Kelasi (Presbytis rubicunda), Beruang madu (Helarctos malayanus), Macan dahan (Neofelis nebulosa), dll. Jenis-jenis reptilia yang telah teridentikasi antara lain adalah Sanca (Phyton Reticulatus), Ular air (Homalopsis buccata), Kobra (Naja sumatrana), Ular hijau (Ahaetulla prasina), Biawak (Varanus salvator), dll. Selain itu, jenis burung sering dijumpai seperti Rangkong / Enggang (Buceros / rhinoplax vigil), Bangau Tong Tong (Leptoptilos javanicus), Elang Bondol (Haliastur indus), dll.


Potensi Pariwisata
Balai Taman Nasional Sebangau bersama mitra terus menggali dan mengembangkan potensi ekowisata yang ada sebagai bagian dari kegiatan pemanfaatan kawasan. Pengembangan ekowisata di TNS diintegrasikan dengan wilayah pengembangan daerah tujuan ekowisata unggulan di Kalteng dan didasarkan potensi wisata di masing-masing wilayah. Potensi objek wisata TNS adalah potensi hutan rawa gambut dengan keanekaragaman spesies flora fauna, sungai, bukit dan danau. 
Objek dan lokasi yang ada di Resort Muara Bulan adalah susur sungai dan pengamatan satwa liar seperti Bekantan (Nasalis lavartus), bahkan apabila kita beruntung masih bisa dijumpai Orangutan (Pongo pygmaeus). 
Selain wisata susur sungai dan pengamatan satwa liar, jenis pariwisata yang dapat dikembangkan adalah Bukit Bulan yang memiliki keunikan tersendiri karena berada di tengah-tengah rawa gambut, serta menyuguhkan pemandangan yang luar biasa dari atas bukit tersebut.


PROFIL RESORT MENDAWAI


Resort Mendawai  merupakan salah satu resort pengelolaan di Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Taman Nasional Sebangau selain 2 (dua) resort lainnya yaitu Resort Baun Bango dan Resort Muara Bulan. Resort ini terletak di Desa Mendawai Kecamatan Mendawai Kabupaten Katingan. Akses ke Resort Mendawai ada 3 (tiga) jalur yaitu dari Kasongan dapat di akses melalui jalur Sungai Katingan, dari Kasongan – Sampit mengunakan transfortasi darat yang dilanjutkan dari Sampit – Mendawai menggunakan transfortasi air dan dari Palangka Raya dapat di akses melalui jalur Sungai Sebangau melalui Muara Laut Jawa.


Resort Mendawai masuk dalam Wilayah Kecamatan Mendawai dan Kecamatan Katingan Kuala dengan luas wilayah kerja 73.112,7 Ha.
  • Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Resort Muara Bulan
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Kaki dan Sebangau Jaya
  • Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah administratif Kabupaten Pulang Pisau
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Mekar Tani, Desa Tewang Kampung, Desa Perigi dan Desa Mendawai

Resort Mendawai mempunyai 6 (enam) wilayah kerja. Adapun wilayah kerja yang masuk dalam wilayah  kerja Resort Mendawai adalah :
  • Sungai Landabung
  • Sungai Liau
  • Sungai Rasau Gunung
  • Kanal Bukit Kaki
  • Sungai Kaki
  • Sungai Sebangau Kecil


Desa - desa yang berbatasan langsung dengan Resort Mendawai yaitu :
Desa Tewang Kampung
Desa Mekar Tani
Desa Mendawai
Desa Sungai Kaki
Desa Sebangau Jaya

Berdasarkan informasi  dari  berbagai sumber,  dulunya  masyarakat  di sekitar Wilayah kerja  Resort Mendawai sebelum adanya operasi  penertiban illegal logging oleh tim dari  Mabes Polri sebagian besar  berusaha di bidang perkayuan dan banyak dijumpai bandsaw-bandsaw (sawmill) liar pada waktu itu.

Potensi yang ada di Resort Mendawai


Potensi Sumber Daya Hutan
Masyarakat yang tinggal disekitar Resort Mendawai memanfaatkan kawasan hutan untuk kehidupannya. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) berupa getah nyatu dan jelutung, rotan, kulit kayu (gemor), damar, obat tradisional yang merupakan kegiatan ekonomi  masyarakat yang  dilakukan sejak dahulu namun belum  terkelola dengan baik.  Pemanfaatan ini secara ekonomis  tidak memberikan tambahan pemasukan bagi pengelola Taman Nasional. Namun pemanfaatan ini dapat mengurangi ancaman perusakan Taman Nasional. Masyarakat sekitar kawasan menggantungkan kehidupannya pada kelestarian kawasan dan mereka akan melindungi dari perusakan yang dilakukan oleh masyarakat di luar kawasan.

Potensi Sumber Daya Perikanan
Sungai Katingan, Subdas Sungai (Sungai Liau, Sungai Rasau Gunung, Kanal Bukit, Sungai Kaki dan Sungai Sebangau Kecil) dan danau kecil  yang  memiliki  banyak  potensi sumber daya alam dan salah satunya  sumber daya perikanan.  Usaha perikanan air tawar yang dilakukan nelayan disekitar kawasan seperti penangkapan, pembesaran dan pengolahan ikan dengan menggunakan alat tangkap ikan secara tradisional yang ramah lingkungan. Adapun Jenis ikan yang ditangkap oleh nelayan adalah ikan karandang, tahuman, tapah, lais, kakapar, biawan, patung, bapuyu, mihau, peang, gabus dan saluang. Kebanyakan ikan yang ditangkap tersebut dikonsumsi langsung oleh keluarga, sebagian dijual dalam bentuk segar dan diasinkan yang menjadi sumber perekonomian masyarakat disekitar kawasan.

Potensi Sebagai Pusat Penelitian dan Wisata
Khusus di kawasan Resort Mendawai dapat  dikembangkan potensi wisata  Tracking ke Kanal Bukit Kaki. Di kanal Bukit Kaki terdapat 3 (tiga) bukit yaitu Bukit Kaki, Bukit Beruang dan Bukit Birahi. Batuan yang jarang ditemui di ekosistem gambut sehingga menjadi menarik bagi para peneliti geologi dan wisatawan asing. Selain itu, juga menyimpan legenda yang menarik. Tidak jauh dari bukit kaki,  ditemui jenis kayu ulin yang cukup unik keberadaannya di ekosistem gambut.

PROFIL RESORT BAUN BANGO

Resort Baun Bango  merupakan salah  satu Resort Pengelolaan Kawasan Taman Nasional Sebangau di Wilayah  Kerja  Seksi  Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Kasongan,  yang mengemban fungsi Perlindungan dan Pengamanan Kawasan Hutan serta sebagai Pusat Ekowisata.
Wilayah kerja Resort meliputi  ± 105.750 Ha  yang secara  administrasi berada  di Kabupaten  Katingan, di dua Kecamatan  yaitu  Kecamatan Kamipang dan Kecamatan Tasik Payawan, dengan 12 desa yang berbatasan dan atau  berada di sekitar  kawasan, yaitu :
Kecamatan  Tasik Payawan
Desa Handiwung, Desa Petak Bahandang, Desa Hyang Bana  dan  Desa Talingke.
Kecamatan Kamipang
Desa Asem Kumbang, Desa Baun Bango, Desa Tumbang Runen , Desa Jahanjang dan Desa Keruing.



Resort Baun Bango merupakan salah satu pintu masuk Taman Nasional Sebangau yang terintegrasi dengan tiga Desa Wisata yang merupakan Pusat Budaya Lokal yaitu Desa Baun Bango, Desa Jahanjang dan Desa Karuing dengan Keindahan alamnya yang masih alami.  Resort Baun Bango menjadi Pusat Ilmu Pengetahuan serta tempat Penelitian baik flora maupun faunanya.
 
Berbagai Sosial Budaya meliputi aturan adat  yang terdapat di dalam Hukum Adat Masyarakat Suku Dayak tercermin dari upacara upacara adat maupun kearifan lokal masyarakat setempat di wilayah kerja Resort Baun Bango. 

Ragam budaya tersebut menjadi potensi yang dikemas dalam kegiatan pariwisata yaitu : upacara adat, pakaian adat, makanan tradisional, obat-obatan tradisional, kepercayaan lain dan seni budaya lainnya.

Berbagai objek wisata yang berada dibeberapa desa penyangga terintegrasi dengan  Taman Nasional Sebangau.


Danau Jalan Pangen berada di Desa Baun Bango, danau tersebut merupakan potensi wisata yang cukup bagus untuk dikembangkan. Di Danau Pangen hidup berbagai jenis ikan meski air danau berwarna hitam (air gambut). Danau ini bisa dijadikan sebagai tempat penelitian hidrologi.

Danau Bulat terletak di Desa  Jahanjang yang posisinya berada di belakang Desa Jahanjang. 

Akses  untuk menuju danau tersebut melewati jembatan/ titian kayu yang terhubung dari desa menuju  Danau Bulat.

Sepanjang titian pada kanan kirinya terdapat tanaman karet. 

Setiap sore hari dapat dijumpai  Bekantan  (Nasalis larvatus)  dipinggiran danau tersebut.


Punggu Alas adalah salah satu kawasan yang ada di Resort Baun Bango yang dikembangkan menjadi  Pusat Ekowisata, Pendidikan, Riset dan Peneltian.  Pusat Wisata di Punggu Alas yaitu berupa wisata melakukan pengamatan perilaku orang utan  (Pongo pygmaeus) liar, wisata memancing di Danau punggu alas, kemudian wisata berbasis riset dan pendidikan. Punggu Alas merupakan nama anak sungai dan danau yang ada di dalam kawasan Taman Nasional Sebangau dan bermuara di Sungai Katingan. 
Di Sungai Punggualas telah dibangun Visitor Center yang bisa menjadi tempat/camp penelitian flora fauna. 

Diketahui bahwa di lokasi ini terdapat keanekaragaman tumbuhan yang tinggi dan cukup mewakili keragaman jenis di areal tersebut, yang teridentifikasi sebanyak 142 jenis dan 27 famili. Kaitannya dengan habitat Orangutan Kalimantan, sebagian besar dari tumbuhan tersebut merupakan sumber pakan dan dijadikan tempat bersarangnya Orangutan (Pongo pygmaeus).








Berbagai macam jenis tumbuhan dan satwa yang ada di wilayah kerja Resort Baun Bango merupakan kekayaan alam yang bisa dijumpai.

Resort Baun Bango juga melaksanakan kegiatan  edukasi/pendidikan, perlindungan dan pengamanan hutan dan kegiatan bersama mitra.